Minggu, 03 Mei 2015

UMC TOUR 2 " GARUT "

HISTORY OF UMC TOUR
2. Ziarah Bermotor To Garut November 2010

Pada Touring Kedua ini Peserta yang ikut sangat banyak ada sekitar 50 Motor dengan muatan 67 orang, lumayan banyak, pada touring ke-2 ini UMC belum memiliki jaket atau rompi klub, karna pesertanya lumayan banyak kami Panitia sangat kesulitan memantau/mengontrol rombongan, Khususnya ketika memasuki Bandung, maklumlah ditouring ke-2 ini belum terbentuk struktur touring yg jelas serta belum terbentuk Satgas Khusus, tapi alhamdulillah semua msh berjalan lancar, kita rombongan berangkat dari bogor jam 7 pagi, sepanjang jalan ke garut masih banyak peserta yang tertinggal rombongan, dan akhirnya yang paling depan/GUIDE diputuskan untuk berhenti dan beristirahat di Situ Ciburuy sambil menunggu peserta yang tertinggal dan sambil merapihkan formasi kembali, setelah dirasa lengkap rombongan kami pun langsung melanjutkan perjalanan, memasuki kota bandung formasi yang tadinya rapih mulai terpecah oleh lampu merah, bahkan ada yang nyasar sampai ke dalam kota, sambil dipandu via telpon akhirnya rombongan lengkap kembali, perjalanan kami lanjutkan lagi dan tepat jam 12.30 kami sampai di kota garut, kami sempatkan untuk beristirahat, sholat dan makan di POM Bensin sebelum kota garut, tepat jam 13.30 perjalanan kami lanjutkan menuju Makam Keramat Godog, sepanjang perjalanan menuju Godog kita guyur hujan yang lumayan lebat, kita tiba di makam keramat Godog pas berkumandangnya Adzan Ashar, 
Tiba di pintu masuk Keramat Godok

kita sempatkan untuk Sholat Ashar dulu dan langsung berjalan menuju Maqam, untuk menuju maqam kita harus melewati tangga yang sangat tinggi dan lumayan melelahkan, yang menariknya lagi sepanjang naik dan turun tangga kita dikejar-kejar oleh anak2 yang minta sedekah.
Sejarah Makam Godog di Garut (Makam Prabu Kean Santang)
Makam Godog adalah makam yang terletak di lereng Gunung Karacak, tepatnya di Desa Lebak Agung, Kecamatan Karangpawitan, Garut. Makam ini dipercaya sebagai makam Prabu Kean Santang, anak Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran. Informasi mengenai keberadaan makam Godog sebagai makan Kean Santang terdapat dalam beberapa naskah Sunda lama. Di antaranya Babad Godog, Babad Pasundan, dan Wawacan Prabu Kean Santang Aji. Dalam naskah-naskah tersebut diceritakan bahwa Kean Santang adalah putra Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran. Setelah memeluk Islam di Mekah, namanya berubah menjadi Sunan Rahmat. Karena setelah wafat dimakamkan di Godog, tokoh ini juga disebut Sunan Godog.


Kini makam Godog banyak didatangi penziarah. Oleh sebagian orang makam ini memang sangat dikeramatkan, karena Kean Santang sering disejajarkan dengan para wali yang berjasa dalam penyebaran Islam di pulau Jawa. Mereka yang datang bukan hanya dari wilayah Tatar Sunda saja, tetapi banyak pula yang datang dari luar Jawa.

Hampir setiap waktu banyak masyarakat yang ziarah, apalagi pada bulan-bulan Maulud. Prabu Kiansantang atau Syeh Sunan Rohmat Suci adalah salah seorang putra keturunan raja Pajajaran yang bernama prabu Siliwangi dari ibunya bernama Dewi Kumala Wangi. Mempunyai dua saudara yang bernama Dewi Rara Santang dan Walang Sungsang.

Prabu Kiansantang lahir tahun 1315 Masehi di Pajajaran yang sekarang Kota Bogor. Pada usia 22 tahun tepatnya tahun 1337 masehi Prabu Kiansantang diangkat menjadi dalem Bogor ke 2 yang saat itu bertepatan dengan upacara penyerahan tongkat pusaka kerajaan dan penobatan Prabu Munding Kawati, putra Sulung Prabu Susuk Tunggal, menjadi panglima besar Pajajaran. Guna mengenang peristiwa sakral penobatan dan penyerahan tongkat pusaka Pajajaran tersebut, maka ditulislah oleh Prabu Susuk Tunggal pada sebuah batu, yang dikenal sampai sekarang dengan nama Batu Tulis Bogor.
Setelah berziarah dan memanjatkan do'a, kami putuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Cipanas ditengah perjalankan kami berhenti dulu di mesjid terdekat untuk sholat magrib, setelah itu langsung jalan lagi ke Cipanas - Garut, 
Cipanas Garut

disini kami berendam dikolam air panas untuk sekedar melepas lelah setelah seharian berkendara. Setelah puas berendam sekitar 2 jam kita di Cipanad, kamipun langsung bergegas menuju penginapan yang berlokasi di daerah Tarogong yang berada dikaki Gunung Guntur, kita menginap dirumah bapak Dedi Suryadi-DY, rumahnya lumayan besar dan dikelilingi oleh kebun dan kolam ikan, yang paling mengasyikan adalah pemandangan dan udaranya dipagi hari Subhanallah...bener-bener indah dan sejuk banget.


Selesai Sholat Subuh kami putuskan untuk berziarah ke makam waliyullah sheh al Haji Muhamad arif yang lebih dikenal dengan "mama baros" yang jaraknya  kira-kira 4 Km dari rumah pak Dedi, jalannya turun naek bukit dan melewati hamparan sawah serta kebun yang sangat luas,
Makam Mama Baros
Setelah Ziarah dan memanjatkan do'a yang dipimpin seuseupuh UMC yaitu H.Maman kami langsung balik lagi ke penginapan, yang menarik dan menakjubkan diperjalanan ke penginapan karna posisinya menurun dari posisi kami berdiri ada gunung yang berbentuk seperti Piramida yang mirip banget dengan PIRAMIDA MESIR, bedanya gunung Piramida di garut ini berwarna hijau nama asli gunung ini sebenarnya adalah Gunung Sadahurip.
Gunung Piramida atau Gunung Sada Hurip
Setelah makan pagi kamipun pamitan ke tuan rumah untuk melanjutkan perjalanan ke Gunung Haruman

CUKUP banyak tokoh yang terkenal jasanya dalam menyebarkan Islam di Kab. Garut yang gaungnya meluas hingga luar daerah. Salah satunya adalah Syekh Ja’far Shidiq asal Kec. Cibiuk yang juga dikenal dengan sebutan Mbah Wali Cibiuk. Ia hidup sezaman, bahkan dikenal bersahabat baik dengan penyebar Islam lainnya di daerah Tasikmalaya, Syekh Abdul Muhyi.
Karena jasanya yang besar dalam menyebarkan Islam serta perkembangan kehidupan masyarakat Garut, khususnya di Garut Utara, makamnya yang terletak di kaki Gunung Haruman Desa Cipareuan, Kec. Cibiuk tak pernah sepi dari para peziarah. Belakangan, makam Syekh Ja’far Shidiq ini dijadikan Pemkab Garut sebagai salah satu objek wisata ziarah, tergolong ke dalam atraksi budaya peninggalan sejarah dengan bentukan fisik (relik/artefak) berupa makam. Selain berdoa dan menafakuri kiprah perjuangan Syekh Ja’far Shidiq dalam menyebarkan Islam, para peziarah juga dapat mempelajari kebudayaan, khususnya sejarah dan kebudayaan Islam.

Makam Syekh Ja’far Shidiq berada di tengah kompleks makam seluas 5 hektare. Lokasi makam berjarak sekitar 300 meter dari ibu kota Kecamatan Cibiuk atau 21 km dari arah kota Garut. Dari arah Bandung maupun Tasikmalaya dapat dijangkau melalui jalur Nagreg-Balubur Limbangan. Dari Terminal Balubur Limbangan, makam tersebut hanya berjarak sekitar 10 kilometer.
Makam Syekh Ja’far Shidiq terdiri atas empat kompleks makam utama yang semuanya merupakan kerabat dekatnya yang juga terbilang penyebar Islam di daerah Garut. Keempat kompleks adalah Makam Eyang Abdul Jabar yang berada di sebelah Timur, dan agak ke tengah adalah makam Syekh Ja’far Shidiq sendiri. Ke arah barat terletak makam Nyimas Ayu Siti Fatimah, dan paling ujung makam Mbah Muhammad Asyim. Keempat kompleks makam utama tersebut dibatasi masing-masing oleh pagar bambu.
Kompleks makam Syech Ja'far Sidiq
Pada kompleks makam Syekh Abdul Jabar terdapat juga makam Mbah Mas’ud atau Rd. Dipakusumah (cucu mantu dari Sykeh Abdul Jabar), dan Nyimas Syu’batul Alam (istri Mbah Mas’ud). Pada kompleks makam Syekh Ja’far Shidiq terdapat juga makam Nyimas Ajeng Kalibah (istri Syekh Ja’far Shidiq), Nyimas Ajeng Sawiyah (juga istri Syekh Ja’far Shidiq), Nyimas Ajeng Arjawulan (masih istri Syekh Ja’far Syidiq), Eyang Badruddin (putra Syekh Ja’far Shidiq dari Nyimas Arjawulan), Eyang Mubarok, dan Eyang Zakaria.
Selanjutnya pada kompleks makam Nyimas Ayu Siti Fatimah terdapat juga makam Eyang Abdul Barri dan Nyimas Aini (saudari Nyimas Ayu Siti Fatimah). Pada kompleks makam Mbah Asyim (cucu mantu Nyimas Ayu Siti Fatimah) terdapat pula makam Mbah Muhammad Nail dan Mbah Muhammad Arif.
Syekh Abdul Jabar adalah seorang penyebar Islam yang pernah melanglang dan bermukim di sebuah daerah di Palembang, Sumatra Selatan. Konon, ketika ia kembali pulang ke kampung halamannya ke Cibiuk, Garut, masyarakat setempat menyebutkan bahwa sang prabu mulih atau pulang kembali. Sehingga dari situlah muncul nama Prabu Mulih untuk suatu daerah di Palembang, tempat Syekh Abdul Jabar pernah bermukim. Karena itu pula, ia sering juga disebut dengan nama Mbah Lembang, yang maksudnya asal Palembang.
Karena makamnya di kaki Gunung Haruman, Syekh Abdul Jabar sering disebut juga sebagai Sunan Haruman. Namun, sebutan Sunan Haruman juga terkadang ditujukan kepada Syekh Ja’far Shidiq.

Setelah berziarah dan memanjatkan do'a, kami langsung melanjutkan perjalanan untuk langsung Pulang ke bogor, sepanjang perjalanan pulang kami disuguhi pemandangan sepanjang jalan yang sangat indah berbelok-belok, turun-naik dengan jalan yang lumayan bagus dan pemandangan pegunungan yang indah dengan udara yang sejuk, tepat tengah hari kami beristirahat untuk sholat dan makan di sebuah rumah makan di jalan raya Garut - Bandung.
Rumah makanya sangat menarik kita makan di saung/gazebo yang diberdiri diatas Kolam ikan yang sangat luas, disini terdapat 8 Gazebo dan 7 gazebo diisi oleh rombongan UMC. Setelah istirahat, makan dan Sholat kamipun langsung melanjutkan perjalanan Pulang, di daerah nagrek rombongan berhenti untuk membeli oleh-oleh setelah itu kami langsung jalan lagi, seperti biasa setiap waktu sholat kami berhenti di mesjid untuk sholat dan istirahat, lalu melanjutkan perjalanan dan memasuki magrib kami sudah berada didaerah Cianjur, disitu kami beristirahat dan Sholat magrib, makan baso dulu dan sholat Isya, setelah itu kita langsung melanjutkan perjalanan kembali, tepat jam 20.30 Wib. kita berhenti di Gunung Mas untuk pengecekan peserta sekaligus rombongan sepakat kita bubarkan untuk kembali kerumah masing-masing. #History of UMC - 2#


1 komentar:

  1. Assalamualaikum di haturanan linggis di acara haol syeh fatah rahmatullah di makam tanjungsinguru samarang Garut...

    BalasHapus